Sabtu, 28 Desember 2013

Anak Waktu Dalam Catatan Pagi Hari

Bismillahirrahmanirrahim.

Dalam catatan hari-hari, aku menemukan anak waktu berdiam di pojok pemikiran dan situasi. Cukup menarik perhatianku, saat dia menatapku seraya bertanya:

Apakah hidup itu tunggal?


Aku terdiam, dan berusaha menerimanya sebijak mungkin. Menyadari betapa dia sedang resah dan gelisah saat itu, aku mencoba tersenyum dengan konsep yang tak pernah aku miliki dalam pemikiran. Berharap dia lebih tenang memetakkan semua wujud dan motif keberadaannya.

Sejenak kemudian aku berkata padanya; Tidak pernah ada yang mengetahui seberapa tunggal hidup itu, karena memang kehidupanlah yang menyuplai konsep waktu.

Dia terdiam mendengar hal itu, dan terus menepikan diri.

Begitupun aku, menghargainya dalam upaya menemukan sepi seraya berlalu dalam kebisinganku sendiri. Dan terus memahami petiap perstiwa yang terlipat waktu dalam hidupku. Berpikir dengan pemahaman paling misteri, dengan bekal benih-benih tawakkal yang berserakan di setiap perjumpaan anak-anak kesempatan.

@@@

Seperti warna pagi, kuceritakan semerbak itu pada lorong-lorong gundah yang telah menatap penuh curiga. Hingga setiap kutukan menerima upah yang telah disepakati taqdir bersama para staf dan pejabat-pejabatnya. Dalam suatu lingkaran yang sama, membentuk bingkai keharmonisan di hati para serdadu-serdadu musim semi.

Masih seperti pagi, aku membawa sendi-sendi rupa itu dalam ritme yang sama. Dan kupanggili warna paling sederhana yang kau miliki, diantara wajah Tuhan dan langit yang hening menyelimuti semua resonansi abjad terkini. Kepadamu, bahasa paling sederhana ini tersabdakan, dalam bingkai luapan hati yang tercecer di setiap pembaringan waktu dan rindu.

Lalu, kepada pagi pula aku sampaikan pengaduan anak-anak gelap di beranda waktu lalu, saat fajar mulai tersiar dari mulut-mulut kubah masjid penebar wangi nan syahdu.

Dan akhirnya, dari pagi jualah aku menemukanmu. Secerah rindu paling pelangi, riwayat itu tersabdakan dalam sejuk redamnya waktu. Kau, adalah persepsi sederhana dan paling istimewa dalam konsep ekspektasi yang aku miliki. 

Salam santun
Alfaqiir ilallah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar