Kamis, 26 Desember 2013

Dirimu yang Paling Termahya

Bismillahirrahmanirrahim

Syukur Alhamdulillah, Pagi ini cukup cerah sembari mendengarkan dan merasakan nasehat ibu yang sangat luar biasa. Terima kasih ibu, gumam hatiku.

Seperti katamu waktu itu, "Ibu mana yang ingin anaknya merasakan sakit yang sama dengan yang pernah dialaminya?". 


Sejenak berpikir, mencari cara terbijak untuk menyikapi semuanya. Memang sulit dan bisa jadi hal sangat beresiko, ketika dihadapkan dengan suatu keharusan yang terkadang kurang selaras dengan kemauan kita. 

Ibu adalah segala-galanya dalam hidup ini, beliaulah yang paling pantas dicintai sebelum mencurahkan kasih sayang untuk yang lain, untuk mereka yang akan hadir di masa depan dalam kehidupan kita selanjutnya. Ibu adalah tonggak kesuksesan seorang anak, di telapak kakinyalah surga anak, di bawah titahnyalah ketentraman dan keberkahan hidup akan diraih, bersama ridhonya kebahagiaan itu ada.

Sabda nabi, "ridhollahi fi ridhol waalidain". Ridho Allah itu ada pada ridho orang tua, terlebih ibu.

Kalau Allah sudah ridho, apa sih yang tidak akan Allah berikan?

Terlebih engkau yang sangat aku impikan. Mungkin benar apa yang kau bilang tempo hari, niat dan maksud serius itu mesti banyak ujiannya, tantangannya. Bahkan tantangan itu sangat membingungkan, membuat kita terkecoh. Seolah-oleh hal ini yang lebih pantas, padahal hal itulah yang lebih benar.

Sungguh hidup ini butuh perjuangan, seperti halnya aku mencintaimu.

Sebagai manusia biasa, sudah lumrah rasanya bila aku harus merasa lebih tawakkal di awal, bahkan sebelum berusaha sekalipun. Meski sebenarnya, kata sebagian orang ini salah besar. Karena memang demikianlah aku, demikianlah hidupku dan keluargaku. Namun rasa optimismu, menjadikan aku lebih tegar dan semangat untuk melalui semua ini bersama, hingga semua yang telah diimpikan terwujud. Tentunya dalam keridhoan Allah yang Maha terKasih lagi Penyayang.

Tidak ada harapan di hati setelah meraih impian itu, kecuali bisa lebih dekat dan lebih disayang Allah. Selama ini, Allah memang cukup luar biasa menyayangiku. Namun masih terngiang-ngiang dalam batin ini, sudah dekatkah dengan Allah?

Kepadamu, terima kasih telah berkenan memperindah hari-hariku. Terlepas dari apapun yang akan kita hadapi di masa depan, kita harus tetap optimis dan mempersiapkan diri. Siap sukses dan siap gagal. Karena hanya orang yang siaplah yang akan menjadi pribadi beruntung menerima kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.

Dua keyakinan dan dua kemantapan menggapai ridho Allah.

Satu hal yang mungkin perlu kau ketahui, bahwa hingga saat ini aku masih yakin dan mantap kepadamu. Demikianlah engkau, aku yakin dirimu pasti merasakan hal yang sama denganku, jika memang kita ini adalah sepasang kekasih yang  telah direncanakan Tuhan. Insya' Allah. Aamiin!

Duhai dikau yang paling termahya dalam pejam sujudku, ku termukan engkau antara aku dan Tuhanku. Waktu itu, kau menghadang doaku, kau berdiri tepat di tengah-tengah lorong munajatku. Kau mengiringi impianku menghadap hakim taqdir, dan mengantarkan kembali pulang pada akhir. Akhir, seakhir-akhirnya dalam konsep impian kita, di singgasana yang bernama PELAMINAN.

'ala kulli hal, kupersembahkan hanya kepadaMu ya Allah.

Salam santun untuk semua, 
duhai orang-orang terkasihku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar