Dalam nuansa halal, kau menjadi seperti wangi kebahagiaan |
Dalam catatan Tuhan, sudah jelas bahwa pada waktu yang telah nyata kita akan dipertemukan. insya' Allah!!
Tentang
sebuah perasaan yang datang dari rahim fajar akhir tahun ini. Kau
adalah cahaya baru dan (semoga) yang terakhir bagiku, hingga aku mampu
melampaui semua batas waktu di dunia ini. Hanya bersamamu.
Birmillahirrahmanirrahim.
Sejak
sebelum semuanya berwaktu, hingga saat ini aku menuliskan semua yang
ada dalam pikiranku. Aku persembahkan hanya kepada yang berhak di
sembah, tanpa syarat dan tanpa ketentuan berlaku, hanya padaMu ya Allah.
Pagi
ini, telah datang kesempatan untuk menuliskan semuanya. Tentang dirimu,
yang sejak waktu itu menemui pusara lara di rahim batinku. Aku
tersentak, menimang-nimang bahagia. Ku gelar tawa, bersama anggunmu yang
cukup memukau di siang hari yang parau.
Sebagai
seorang lelaki, adalah wajar ketika aku menyapamu, dengan tanpa maksud
apapun yang lebih kreatif dari silaturrahim. Namun, alangkah
bijaksananya dirimu yang telah menjadikan aku seperti wahyu, dalam
desiran hembus tawamu mengiringi moroja'ahmu beberapa hari ini.
Kau sebagai pembaca mantra kalam Tuhan, dan aku menajadi yang ter-mantra.
Merasuklah
ketenangan itu ke dalam rindu. Lalu, kita lakukan bersama aktivitas
merindu dalam konsep pemahaman yang serupa. Nah, disinilah kita mulai
segalanya.
Tentang
cinta. Kita tak pernah mempersoalkan ini, namun yang banyak kita
bicarakan selama ini adalah wadah cinta. Mulai dari cara pandang dan
pemahaman kita, serta latar belakang kita menemuinya. Lalu kita
sama-sama sepakat pada keyakinan yang mantap untuk mengemas wadah cinta
dalam sebuah pernikahan. Keyakinan dan kemantapan ini,
kita sama-sama proklamirkan di depan wajah Agung Tuhan. Setiap saat,
setiap sempat, di semua sujud yang diberikan Tuhan.
Harapanmu
dan impianku, menyemburat dalam jarak dan waktu yang berbeda, namun
Allah simpulkan dalam satu muara. Seperti yang kita rencanakan dalam
takbir semangat bersama, menuju ridho dan janji-janji Allah yang nyata.
Dalam
sebuah bahtera, demikianlah kira-kira penyatuan dari impian kita.
Dengan mengucapkan basmalah bersama, kita belajar mencicipi rahmat Allah
dan segala limpahan kasih sayangNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar